Selasa, 18 Mei 2010

TUGAS -5 ( 2 - EB 10 )

MEMBUAT OPINI TENTANG PERENCANAAN PENULISAN



Apa itu Artikel?

Menurut :

1. WJS Poerwadarminta menyebutnya sebagai karangan dalam majalah atau surat kabar.
2. Penulis lain yang juga novelis Ircham Mc menyebut, artikel sebagai karangan pendek nonfiksi.

Kedua definisi ini memang belum menunjuk pada suatu bentuk karangan yang spesifik, sehingga orang sering mengacaukan antara artikel, esai dan feature.

Ketika orang menyebut artikel berdasarkan definisi itu maka akan termasuk di dalamnya esai maupun feature. Padahal antara ketiganya terdapat perbedaan yang cukup mendasar.

Perbedaan – perbedaan tersebut antara lain :

 FEATURE adalah berita kisah, karena featuresepenuhnya dibangun oleh fakta, jadi fakta yang dikisahkan sehingga bersifat faktual.
Feature itu sendiri mengandung nilai keunikan, kemanusiaan atau sesuatu yang sangat dramatis.

 Artikel unsur bangunan utama adalahgagasan atau pemikiran kritis terhadap sesuatu, ditandai oleh cirinya yang ilmiah populer, bersifat komprehensif dan pretensi ilmiah, artinya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

 Esai, umumnya tidak memiliki pretensi ilmiah.
Menurut Arief Budiman, esai bergerak dari ilmu dan imajinasi.
Karena itu, esai dalam kerangka antara karya ilmiah populer dan karya sastra.
Karenanya, gaya keindahan penulisan sering sangat menentukan daya tarik sebuah esai.

Sebutlah misalnya esai Goenawan Mohammad dengan ’Catatan Pinggir’. Rata-rata karyanya indah dan nikmat untuk dibaca.

AK Kartahadimaja menyebut, feature masuk dalam wilayah fakta dan artikel dalam wilayah opini. Sementara feature berawal pada wilayah antara opini dan fiksi

Artikel kalau ’dipaksa’ didefinisikan kurang lebih bermakna, karangan pendek yang bersifat komprehensif dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Artinya, pendapat, gagasan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Ada landasan teori, ada bukti empirik, ada sumber, rujukan yang jelas dan komprehensif.

Bagi yang sudah terbiasa menulis, langkah-langkah ini tidak begitu penting. Banyak penulis begitu menghadapi mesin ketik, komputer, opini, gagasan akan langsung mengalir dengan sendirinya. Bagi penulis pemula, terutama bagi yang mulai belajar, cara tersebut tentu tidak mungkin dilakukan. Maka perlu petunjuk atau langkah-langkah praktis.

Slamet Suseno dalam bukunya ’Teknik Penulisan Ilmiah Populer’ menyebutkan terdapat 5 (lima langkah pokok tahapan dalam perencanaan penulisan artikel, yakni :

PERTAMA, memilih topik.

Memilih topik adalah memilih pokok pembicaraan atau pokok permasalahan, sesuatu yang kita sorot, kita kuliti lewat tulisan. Kita dapat memlilih topik tentang politik, sastra, pendidikan, ekonomi, agama, dsb.
apa saja yang menjadi minat dan disiplin ilmu yang digeluti penulis. Kita harus memilih satu topik saja untuk satu karangan. Menulislah yang dikuasai, disiplin ilmu yang ditekuni.


KEDUA, membatasi topik.

Kesalahan umum penulis pemula, sering membuat TOPIK yang terlalu luas, akhirnya justru
merepotkan penulis itu sendiri saat pembahasan terlalu panjang dan bertele-tele.


KETIGA, menentukan Tema.

Setelah memilih topik, barulah bisa menetukan tema. Tema adalah pikiran dasar, pokok pikiran yang mendasari suatu karangan yang dijabarkan dari awal hingga akhir tulisan. Tema sesungguhnya merupakan penyempitan topik.

Tema itu langsung menunjuk aspek permasalahan yang akan dibahas. Tema itu ibarat rel di mana kereta api (artikel) akan meluncur di atasnya dari masalah yang kita kupas. Tema itu penting agar pokok pembicaran tidak melebar ke mana-mana dan tidak bias.


KEEMPAT, merumuskan tesis atau pengungkapan maksud

Dalam merumuskan tesis atau pengungkapan maksud yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
mengumpulkan bahan-bahan artikel bisa dihimpun dari mana saja, misalnya dari pustaka, majalah, koran, makalah, wawancara, observasi, penelitian sesuai yang kita butuhkan. Materi tersebut diramu tanpa meninggalkan jejak dari mana bahan tersebut dihimpun, tetap memperhatikan etika kepenulisan, misalnya menyebut sumber, memilih atau membuat judulSetelah kita memilih topik, menentukan tema, mengumpulkan bahan, biasanya sudah bisa membuat judul karangan yang menarik. Membuat judul bisa dilakukan awal menulis atau sesuatu kegiatan menulis selesai. Tetapi, membuat judul di awal tulisan bisa membantu mengarahkan pada tulisan yang telah dipersiapkan. Membuat judul perlu ketrampilan tersendiri. Dalam bahasa iklan, judul itu harus ’nendang’, menarik orang untuk membaca. Pentahapannya sebagai berikut :

1. Memilih pola penggarapan
Menurut Slamet Suseno, ada 5 pola penggarapan artikel, yakni pola pemecahan masalah (memberi solusi), pola pendapat dan alasan pemikiran, pola kronologi, pola perbandingan, pola abstrak dan diskripsi.
Dalam menulis kita bisa dengan pola satu, dua,tiga sesuai kebutuhan. Tapi umumnya, menulis artikel di media massa menggunakan pola pemecahan masalah dengan memberi solusi.
2. Membuat kerangka karangan.
Mereka yang sudah bisa menulis tidak membutuhkan kerangka karangan/draf/outline/ karena sudah terangkum dalam kepala. Bagi penulis pemula, draf atau outline sangat membantu dalam penulisan artikel. Draf bisa membantu sistematika tulisan. Apa yang perlu ditulis di awal, tengah dan akhir tulisan.
3. Memulai dan membuka karangan.
Bagi penulis pemula, memulai mengarang seringkali menjadi pekerjaan yang sangat sulit dilakukan. Bisa jadi membutuhkan waktu berjam-jam untuk membuat ’Lead’ atau awal karangan. Untuk mengatasi hal ini ada beberapa jenis intro/lead, yakni intro statemen, intro narasi, intro diskripsi, intro pertanyaan. Pilihan itu bergantung pada penulis, style kepenulisan.


KELIMA, menutup karangan

Menutup karangan setelah berhasil membuka karangan, biasanya gagasan
mengalir dengan sendirinya. Ibarat kran air yang telah dibuka tutupnya. Tapi ada pula bisa membuka, tidak bisa mengakhiri. Macet tengah jalan. Biasanya kondisi ini terjadi karena penulis belum menguasai persoalan secara utuh, masih sepotong-sepotong. Caranya keluar dari kondisi itu, kuasai secara mendalam. Dalam setiap diklat kepenulisan saya sering memberi tips rahasia, agar tetap kreatif menulis.



Kesimpulan :

1. Kuasai informasi sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis, pasti akan muncul ide yang menarik.
2. Penulis atau wartawan kreatif tidak akan pernah kehabisan tulisan atau berita.
3. Menulis itu kerja intelektual, artinya dibutuhkan pergulatan pengumpulan
informasi, ketajaman analisis dan munculnya ide yang mencerahkan. Konsekuensinya dituntut kerja keras dan pantang menyerah.
4. Satu hal lagi, menulis artikel bukan ditulis untuk diri sendiri, tetapi dibaca publik. Prinsipnya, didalam menulis sekali baca bias dimengerti. Baik berita maupun artikel. Untuk daya komunikatif, tema, logika dansistematika kepenulisan harus dijaga betul. Artinya, rasa bahasa danketerbacaan seperti tali temali yang sambung menyambung. Yakni, tulisan, opini/artikel yang padat, komunikatif dan solutif.
5. Teori menulis bisa dibeber lebih panjang lagi. Hanya ada dua kata: BELAJARLAH MEMULAI apapun hasilnya.