Sabtu, 21 Mei 2011

mY OpiNioNs

"Listening earnestly to earnest word is only proper."

"Bullying doesn't happen when you dislike someone. The number of people doesn't matter, either.
When you trample on someone or hurt them but you're don't realize doing it
and you refuse to notice their pain, that's bullying."

"Starting over again is cowardly.
You must never forget....
Don't ever forget what you did....
That's called responsibility."

"An offense or not, you must take responsibility for your action."

"People are different.
There are those like me who can't talk without getting stuck.
And those like Mr. Noguchi who have to joke to speak earnestly."

"You don't have to be strong.
People are all weak.
That's why you should try to live earnestly."

"Teaching people something isn't easily done.
Our job as teachers, I think, is to always to be there for our student.
And if we're lucky, then perhaps we might be able to convey something."

oDe To Ayu...

Dearest Lord up in the sky above

Thank you to let us know Ayu
Thank you to let us love Ayu
Thank you to let us learnt from Ayu

Ayu has brought joy to our life
Ayu has brought happiness to our life
Ayu has brought laughter to our life
Ayu has touched every corner of our life

Ayu has taught us that life is meant to be enjoyed
Ayu has taught us that nothing in life that you can’t laugh about
Ayu has taught us to always give to others even it was only a smile
Even only for a short period of time

Dearest Lord up in heaven above

Please let her know that we love her so much
Please let her know that we miss her so much
Please let her know that we are thanking her for sharing her life with us
And we will always cherish her and remember her

Dearest Lord up in the universe above

We know that she’s not in pain anymore
We know that she’s smiling and laughing now
We know that she’s happier now
We know that You love her more than we do

Please hug her
Please take care of her
And make sure You provide lots of cireng and bubur :)

Shine on Triayu Sarah Tungga Dewi xxx

LeTTiNG Go...

Not such a stanger…

The sun has set and yet we have not met…

I sit alone by the shallow sea…

And wonder whats awaiting me…

thinking of what has happened and never letting go…

I cant let my feelings show…

Why??? I have no answer…

Time is fading faster…

Thinking of what is and how long I will last here…

Now its time to say goodbye…

I promised myself... I would no...

ReNuNGaN (KiSaH MoTiVaSi)

Adik perempuan saya pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya. Kebiasaan ini mereka lakukan untuk kegiatan sosialnya dengan lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagiakan kalau kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya.

Ketika teman adik saya sedang berbicara dengan beberapa Ibu-Ibu tua, tiba-tiba mata teman adik saya tertumpu pada seorang Opa tua yang duduk menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.

Lalu sang teman mencoba mendekati Opa itu dan mencoba mengajaknya berbicara. Perlahan tapi pasti sang Opa akhirnya mau mengobrol dengannya sampai akhirnya si Opa menceritakan kisah hidupnya.

Si Opa memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. "Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus."

"Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan Biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga."

"Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yang mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukannya."

"Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak efisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung."

"Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan."

"Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita idalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?"

"Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan?"

"Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya."

"Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri."

"Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat - sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya."

Sejak itu sahabat saya selalu menyempatkan diri untuk datang kesana dan berbicara dengan sang Opa.

Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang Opa berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali teman saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung.

Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.

Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ? Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan menjadi seperti ini.

Jika kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua.

When was the last time you chat to your parent? THEY NEED YOU!

Love your parents in anyway they are...

AkTivASi oTaK TeNGaH

Otak tengah?

Begitu mendengarnya langsung tergambar tanda tanya besar ???? Emang ada ???

Saya langsung brousing di internet dan dapat..

Menurut Albert Einstein dan pendapat para ilmuwan lainnya, mayoritas manusia hanya menggunakan sedikit saja kemampuan otaknya. Lalu bagaimana upaya yang dilakukan manusia untuk meningkatkan kemampuan otaknya? Sebuah metode terbaru telah diluncurkan untuk membangun kecerdasan intelektual dan emosional agar manusia dapat lebih mengoptimalkan kemampuan dirinya sebagai mahluk Tuhan yang paling sempurna.

Memperkenalkan Midbrain Activation atau Mesencephalon Activation atau Aktivasi Otak Tengah yang merupakan sebuah penemuan fenomenal abad ini yang secara efektif mampu meningkatkan kemampuan otak manusia melalui pelatihan khusus untuk anak-anak usia 5-15 tahun dengan metode yang ilmiah : motivasi, senam khusus otak, aneka permainan yang seru dan menyenangkan serta teknologi audio-visual.
Kami Melatih Anak Anda Untuk :

1. Menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan
2. Meningkatkan daya konsentrasi
3. Membangun kepercayaan diri
4. Meningkatkan kemampuan daya ingat
5. Meningkatkan kreatifitas
6. Meningkatkan daya tangkap
7. Menstabilkan emosi
8. Membangun intuisi positif
9. Berbudi luhur
10. Peningkatan intelejensia

Pasca aktivasi, mayoritas anak akan mendapatkan "bonus" kemampuan super yakni dapat melakukan berbagai aktivitas : menggambar, membaca, berjalan, menebak kartu walaupun mata mereka ditutup. Bagi yang skeptis dengan mengatakan otak tengah adalah trik sulap/mengintip, nantinya Anda bisa menguji anak sendiri dengan menggunakan media khusus seperti kacamata renang yang telah dicat atau media apapun yang tidak memungkinkan anak untuk mengintip diantara celah matanya.

Kebetulan di Rumah Pintar Korbrimob diadakan kegiatan Aktivasi Otak Tengah.. Yach agak mahal sih tapi penasaran juga..Akhirnya anakku aku ikutkan kegiatan tersebut. Caranya awal anak-anak dibuat serileks mungkin dan diberi kegiatan-kegiatan yang membuat anak2 saling mengenal satu sama lain dan juga membuat mereka capek... Ternyata agar mereka dapat tertidur dengan cepat sehingga gelombang alpha dapat maksimal masuk keotak si anak...

Memang anakku dapat menebak warna tanpa melihat, mewarnai tanpa melihat...tapi apa benar anakku bisa lebih pintar (cepat menerima/tanggap)????

We'll see...

SALAM MEMBAWA REZEKI

Suatu ketika saya berniat silaturahmi ke teman kuliah. Hal itu sudah saya utarakan pada teman tersebut sebelumnya. Rencananya setelah selesai kuliah, kita langsung menuju ke rumah teman tersebut.

Ya, saya mempunyai keinginan untuk lebih menjalin silaturahmi dengan teman-teman. Yakni dengan cara diantaranya berkunjung ke rumah. Di sana bila sudah minum airnya, berarti sudah sampai ke sana.

Setelah selesai kuliah, kita berangkat ke rumahnya. Karena tadi berangkatnya ke kampus bawa kendaraan masing-masing, maka perginya ke rumah teman beriring-iringan.

Sesampai di sana, rumahnya terlihat gelap. Hanya lampu di jalan dan halaman depan saja yang menyala. Sepertinya tidak ada orang. Teman membuka sendiri pintu gerbang dan memasukkan mobilnya ke garasi.

Saat teman melakukan hal itu, saya berdiri menunggu di teras. Saya lihat di garasi ternyata sudah ada mobil lain yang telah terparkir. Dan beberapa sepeda motor juga. Halamannya cukup luas dan asri. Tanamannya seperti dirawat dengan benar. Rumahnya bagus dan bertingkat. Melihat ini semua, saya yakin teman saya termasuk sukses. Cukup makmur.

Saat melihat-lihat itu semua, pundah saya ditepuk. Karena terlalu asyik, saya sampai terkejut. “Mari masuk ke dalam,” katanya. “Wah, kamu sukses ya. Kamu kecukupan materi,” kata saya. “Alhamdulillah,” dia menjawab.

Dia mencari-cari kunci dari tas. Dirogohnya saku tas, sehingga sekarang tangannya membawa sebuah kunci. “Istri dan anak-anak lagi liburan ke desa, mumpung liburan panjang. Sudah semingguan di sana. Minggu kemarin saya antar. Saya tak bisa ikut, karena di samping ada kerjaan, juga ada kuliah kan? Besok pagi saya berangkat menyusul. Karena Senin depan sudah masuk sekolah lagi,” katanya. Ya, kita memang kuliah di hari Sabtu dan Minggu.

Setelah pintunya terbuka, sebelum melangkah masuk dia berucap salam, “Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Saya heran melihat dia melakukan ini, bukankah sudah jelas rumahnya kosong. Mengapa harus mengucap salam?

Masuklah kita ke rumahnya. Saya duduk di sofa dan memperhatikan perabotan rumahnya. Ya, jelas dia terlihat cukup berhasil dalam entah pekerjaan atau bisnisnya. Mulailah kita ngobrol-ngobrol.

Saat jeda ngobrol karena sepertinya sudah kehabisan topik, saya teringat kelakuan dia yang bersalam ketika masuk ke rumah meski kosong. Saya tanyakan kenapa dia melakukan hal itu.

“Hahaha… kamu cermat melihat sesuatu atau selalu ingin tahu, Suf?” katanya becanda. “Penasaran saja,” jawab saya sekenanya.

“Orang tua selalu mengingatkan saya untuk selalu mengucap salam sewaktu masuk ke rumah kita. Katanya itu akan banyak mendatangkan rejeki. Katanya ada hadits yang dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah.”

“Dari Abu Umamah, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Tiga orang akan dijamin oleh Allah , jika ia hidup Allah akan mencukupkan kebutuhan dan rezekinya, dan jika meninggal Dia akan memasukkan ke dalam surga. Salah satu dari 3 orang itu adalah orang yang memasuki rumahnya, lalu mengucapkan salam, maka ia berada dalam jaminan Allah.”

Dia diam, seperti mencerna haditsnya. Seperti bisa membaca pikiran saya yang melihat kesuksesannya dari apa yang dimilikinya, dia berkata, “Mungkin karena itu, saya sepertinya mendapat rejeki yang selalu mengucur deras. Tentu saja tanpa menisbikan kerja keras, keuletan, kegigihan dan kemampuan saya, anugerah Tuhan berupa rejeki-rejeki yang selalu datang itu membuat saya sukses seperti ini.”

Saya menyimak kata-katanya dengan teliti. Dan saya senang dengan silaturahmi ini, karena mendapat sebuah rahasia rejeki lagi. Rahasia yang sangat mudah bahkan remeh, tapi kita sering mengabaikannya. Saya tersenyum sewaktu pulang ke rumah. Dan bertekad juga untuk mengamalkannya