3. Metode Penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan desain kausal untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya ( Umar, 2001 63)Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur bidang yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Dalam hal ini peneliti memilih perusahaan publik yang bergerak diindustri manufaktur dengan pertimbangan banyaknya sampel yang dapat diperoleh dan keandalan biaya(manfaat) biaya pajak tangguhan yang disajikan. Industri lain, misalnya perbankan, terlalu banyak dipengaruhi oleh regulasi pemerintah. Populasi dalam penelitian in berjumlah 151 perusahaan manufaktur (Indonesia Capital Market Directory, 2008).
Adapun kriteria pengambilan sampel yang digunakan adalah:
1. perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan auditan secara konsisten dan lengkap dari tahun 2005 sampai 2007. Namun tidak keluar (delisting) dari BEJ selama periode penelitian (2005– 2007)
2. Laporan keuangan menggunakan mata uang Indonesia dan periode berakhirnya laporan keuangan per 31 Desember.
3. Perusahaan tidak mengalami kerugian dalam laporan keuangan umum dan laporan keuangan pajak selama tahun pengamatan. Alasannya karena kerugian dapat dikompensasi kemasa depan menjadi pengurang biaya pajak tangguhan
4. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laba perusahaan dilaporan keuangan tidak memiliki fluktuasi yang terlalu rendah dan terlalu tinggi.
Dalam penelitian variabel independen yakni perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) sebagai proksi discretionary accrual merupakan selisih antara laba akuntansi dan laba fiskal Variabel book-tax differences merupakan variabel moderasi yang mewakili subsampel perusahaan dengan perbedaan besar positif, dan perbedaan besar negatif. Seluruh variabel penelitian PTBI t+1 dan PTBI t dibagi dengan aset total rata-rata.
4. Metode Analisis Data.
4.1 Uji Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi sederhana dan regresi berganda dengan bantuan software SPSS or Windows. Penggunaan metode analisis dalam regresi dalam pengujian hipotesis terledih dahulu diuji apakah model tersebut telah memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedasitas.
a. Uji Normalitas.
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Berdasarkan hasil uji statistik dengan model kolmogrov-smirnov. Diketahui nilai Asymp. Sig (2-tailed)untuk model 1 dan model 2 adalah 0.261 dan 0,183. Dan keduanya lebih besar dari 0,05.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara antara variabel independen. Ada tidaknya multikolonieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), Semua variabel independen memiliki nilai VIF<10 .Selain itu nilai toleransi untuk setiap variabel lebih besar dari 0,1(tolerance>0.1. Dengan demikian dapat pula disimpulakan tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi ini. Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0.10 yaitu 0.3830 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 untuk model 2 yaitu 2,608.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Setelah diuji dengan grafik scatter plot dapat dilihat tidak ada pola yang jelas baik untuk model 1 maupun model 2. Serta titik menyebar diatas dan dibawah sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteokedastisitas pada model regresi ini.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Dari tabel Durbin Watson diperoleh nilan untuk model 1dan model 2 adalah sebesar 1,817 dan 1,742. Angka ini terletak diantara -2 dan +2.
4.2 Pengujian Hipotesis
Regresi linier sederhana dilakukan untuk mengestimasi persistensi laba akuntansi sebelum pajak. Regresi berganda merupakan pengembangan dari regresi sederhana dengan memasukkan koefisien laba yang membedakan tingkatan book tax diffrences. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi linier sederhana dan berganda. Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung sebesar 16,083 dengan tingkat signifikansi 0,000, sedangkan F tabel sebesar 2.320529 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap laba sebelum pajak yang akan datang. karena F hitung > F tabel (16,083 >2,320529) dan sig penelitian < 0,05 (0,000 < 0,05).
a. Persamaan Regresi
1) Persamaan regresi Model 1 (Regresi sederhana).
PTBI t+1 = 0.1130 + 0.547 PTBI t
Keterangan:
a) Konstanta sebesar 0.1130 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (PTBI) maka PTBI t+1 sebesar 0,1130.
b) PTBI t sebesar 0,547 menunjukkan bahwa setiap kenaikan PTBI t sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan PTBI t+1 sebesar 0,547 dengan asumsi variabel lain tetap.
2) Persamaan regresi Model 2 ( Regresi Berganda).
Berdasarkan tabel, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:
PTBI t+1= 0.007263 + 0.006878 LNBTD + 0.0280 LPBTD +0.701PTBI – 0.265 LNBTD*PTBI - 0.463 LPBTD*PTBI + ε
Keterangan :
a) konstanta sebesar 0.007263 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (LNBTD, LPBTD, PTBI, LNBTD*PTBI, dan LPBTD*PTBI= 0) maka PTBI t+1 sebesar 0.007263.
b) variabel LNBTD sebesar 0,006878 menunjukkan bahwa setiap kenaikan LNBTD sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan PTBI t+1 sebesar 0,006878 dengan asumsi variabel lain tetap.
c) variabel LPBTD sebesar 0,0280 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% pada LPBTD akan diikuti oleh kenaikan PTBI t+1 sebesar 0,0280 dengan asumsi variabel lain tetap.
d) variabel LNBTD*PTBI sebesar -0,265 menunjukkan bahwa setiap kenaikan LNBTD sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan PTBI t+1 sebesar 0,265 dengan asumsi variabel lain tetap.
e) variabel LPBTD*PTBI sebesar -0.463 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% pada LPBTD akan diikuti oleh penurunan PTBI t+1 sebesar 0,463 dengan asumsi variabel lain tetap.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,461 Hal ini berarti bahwa 46,1 % variasi atau laba akuntansi sebelum pajak yang akan datang dapat dijelaskan oleh kelima variabel independennya, yaitu LNBTD, LPBTD, PTBI, LNPTBI*PTBI, dan LPBTD*PTBI., sedangkan sisanya sebesar 53.9 % dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial variabel LPBTD, PTBI t berpengaruh signifikan terhadap laba akuntansi sebelum pajak satu periode kedepan, sementara itu variabel LPBTD*PTBI berpengaruh negatif signifikan terhadap laba sebelum pajak satu periode kedepan. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal yang diwakili oleh interaksi LPBTD*PTBI berpengaruh negatif terhadap persistensi laba. Persistensi laba ditunjukkan oleh pengaruh positif dari PTBI terhadap PTBI t+1 (laba sebelum pajak satu periode kedepan). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanlon (2005) yang menemukan bahwa secara parsial PTBI dan LPBTD*PTBI t berpengaruh positif signifikan terhadap PTBI t+1 dan variabel LPBTD*PTBI mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap PTBI t+1. Dari hasil penelitian ini, variabel LNBTD dan variabel LPBTD tidak berpengaruh terhadap PTBI t+1.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan adalah secara parsial variabel PTBI, LPBTD berpengaruh positif signifikan terhadap PTBI t+1. Sementara itu variabel LPBTD*PTBI t berpengaruh secara negatif signifikan terhadap PTBI t+1. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh secara negatif signifikan terhadap persistensi laba. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu Hanlon (2005) yang menghasilkan kesimpulan bahwa perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal secara negatif berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba.
Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian terdahulunya yang dilakukan oleh Djamaluddin (2008) yang meneliti pada perusahaan perbankan yang menemukan bahwa secara parsial variabel LNBTD*PTBI t dan LPBTD*PTBI t tidak terbukti secara statistik mempunyai persistensi laba yang lebih rendah daripada perusahaan yang memiliki perbedaan kecil antara laba akuntansi dan laba fiskal. Hal ini mungkin disebabkan karena banyaknya regulasi khusus tentang pelaporan pajak perbankan menyebabkan perbedaan dalam pengakuan item-item perbedaan temporer. Secara simultan, dapat diambil kesimpulan semua variabel yang digunakan dalam variabel penelitian berpengaruh positif signifikan terhadap laba sebelum pajak satu periode kedepan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Djamaluddin (2008) dan Hanlon (2005).
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
a. penelitian ini hanya mengambil perusahaan manufaktur sebagai sampel dan pengambilan sampelnya tidak random sehingga tidak dapat dijadikan sebagai dasar generalisasi Hal ini dikarenakan penelitian ini hanya memfokuskan pada perusahan yang menghasilkan laba.
b. periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup tahun 2005-2007
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran baik bagi pihak perusahaan, calon investor dan investor serta peneliti selanjutnya.
a. Bagi Perusahaan.
Untukmeningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan, maka perusahaan harus mampu menunjukkan kinerja perusahaan dan menyampaikan informasi yang relevan dan reliabel kepada investor mengenai perkembangan perusahaan, tanpa harus dilakukannya manajemen laba. Karena indikasi manajemen laba dapat dilihat dari perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal yang dilaporkan perusahaan dengan yang dilaporkan pajak.
b. Bagi Investor dan Calon Investor.
Untuk mengetahui kinerja perusahaan dari laba yang dihasilkan perusahaan serta item pendukung lainnya di dalam laporan keuangan, sebelum melakukan investasi sebaiknya para investor maupun calon investor mencari tahu mengenai profil perusahaan. Profil perusahaan dapat diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia dan Instansi Pemerintah yaitu Bapepam sebagai pihak yang menentukan kebijakan di Bursa Efek Indonesia dalam menjamin keakuratan data informasi keuangan
c. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Peneliti selanjutnya disarankan untuk mengambil sampel perusahaan baik yang mengalami keuntungan maupun kerugian dalam usahanya. Peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk menambah tahun pengamatan sehingga hasil yang diperoleh lebih dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi shareholders.
REFERENCES
Sonya Erna Ginting Dan Syamsul Bahri Trb Fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara
Senin, 05 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar